Tidak mudah bagi orang tua untuk memutuskan kapan waktu yang tepat
bagi anaknya untuk mulai masuk preschool? Ada beberapa hal yang menjadi
tanda kesiapan anak yang dapat menjadi indikator buat orang tua sehingga
anak bisa mulai disekolahkan (masuk Preschool).
Biasanya para orang tua mulai memasukkan anaknya ke Preschool pada saat
mereka berusia 3 tahun. Bahkan ada yang llebih dini. Namun, apakah itu merupakan waktu yang tepat
bagi mereka untuk memulai proses belajar di sebuah lembaga pendidikan?
Mungkin bagi sebagian anak sudah tepat, tetapi bagi sebagian yang lain
mungkin usia 3 tahun masih terlalu dini untuk masuk Preschool. Letak
permasalahannya bukanlah pada usia berapa, tetapi lebih pada sejauh mana
Anda, orang tuanya, sudah menyiapkan ‘bekal’ untuk mereka agar mereka
siap untuk lebih mandiri ketika memasuki gerbang Preschool.
Ada beberapa kemampuan yang sudah harus mereka kuasai sebelum mereka menginjakkan kakinya di Preschool.
Yang pertama
adalah si kecil sudah bisa untuk buang air sendiri, paling tidak buang
air kecil. Kemampuan ini sangat penting, karena biasanya di dunia
Preschool anak dituntut sudah harus bisa ke belakang sendiri, tanpa
dibantu oleh gurunya yang mungkin pada saat itu sedang memegang kelas.
Oleh karena itu, Anda sudah harus mulai melatihnya di usia 2 tahun,
misalnya, jika Anda ingin agar si kecil masuk Preschool di usia 3 tahun.
Yang kedua, anak Anda sudah bisa untuk bermain
sendiri selama beberapa menit tanpa ditemani oleh Anda. Jika anak sudah
bisa melakukan hal itu berarti dia bisa untuk me-manage dirinya untuk
merasa nyaman saat sedang sendiri. Hal tersebut merupakan tanda
kemandirian yang dimiliki oleh si kecil. Pada masa-masa ini, latihlah
dia untuk bisa memakai dan membuka sepatu sendiri. Ingat, Anda harus
sabar mengajarinya agar selalu terpatri di ingatannya bahwa belajar itu
tidak menakutkan.
Yang ketiga adalah si kecil menunjukkan tanda bahwa
dia merasa nyaman berada di tengah orang-orang yang tidak ia kenal. Hal
itulah yang menjadi kunci untuknya dalam menghadapi ketakutan berpisah
dari orang tua atau pengasuhnya. Sering ‘kan Kita melihat anak yang
tidak mau lepas dari orang tua atau pengasuhnya saat ia dimasukkan ke
Preschool? Hal itu sangat mungkin disebabkan oleh ketidaksiapannya dalam
menghadapi lingkungan baru.
Anda bisa melatihnya dengan cara membawa si kecil ke
lingkungan-lingkungan yang ramai, seperti taman, arena bermain atau ke
acara-acara keluarga atau di lingkungan tempat tinggal. Dengan begitu,
anak akan mulai belajar mengenai hubungan sosial yang tidak hanya dengan
orang tua, saudara kandung, pengasuh atau keluarga dekatnya. Cara lain
yang bisa dilakukan adalah meninggalkan anak selama beberapa jam untuk
diasuh atau dijaga oleh orang lain. Mungkin dia akan menangis pada
awalnya, tetapi jika orang yang menjaga atau mengasuhnya itu bisa
membuat si kecil merasa nyaman, maka dia akan percaya bahwa dirinya bisa
mandiri untuk terpisah beberapa saat dari orang tua atau pengasuhnya
yang sehari-hari bersamanya. Kuncinya adalah bisa karena terbiasa.
Tanda yang terakhir adalah si kecil mampu memahami
dan melaksanakan perintah sederhana yang diberikan kepadanya. Di dalam
Preschool, anak diharapkan sudah bisa mengikuti perintah sederhana,
seperti menaruh sepatu pada tempatnya, menaruh tas pada locker-nya atau
merapikan kembali mainan sesudah dimainkannya. Jika hal seperti itu
terasa berat bagi si kecil, maka Anda harus melatihnya. Berikan dia
tanggung jawab sederhana terkait kegiatan rutin tiap harinya, seperti
merapikan mainan yang berserakan, cuci tangan setiap kali ingin makan
atau mengucapkan “tolong” jika ingin minta sesuatu. Jika si kecil sudah
bisa mengikuti rutinitas yang diajarkannya sesuai perintah, maka tidak
akan sulit lagi baginya untuk mengikuti aturan sederhana yang ada di
Preschool.
Persiapkan buah hati Anda dengan ‘bekal’ yang cukup saat ia mulai
menapakkan langkahnya ke lingkungan sosial yang lebih luas daripada
lingkungan keluarganya. Jangan biarkan ia sendirian menghadapi semuanya,
ia akan kaget dan mungkin akan merasa kesulitan dalam menghadapinya.
Jangan sampai itu terjadi ya, bekali dan dampingi si kecil. Langkah
pertama selalu menjadi langkah yang paling penting, oleh karena itu,
jangan sampai kesan buruk yang tertinggal di memori anak saat mulai
berhubungan dengan dunia luar.
Sumber : infomasitips.com
No comments:
Post a Comment