Thursday, January 15, 2015

Kapan Saat yang Tepat Menyekolahkan Anak?


Tidak mudah bagi orang tua untuk memutuskan kapan waktu yang tepat bagi anaknya untuk mulai masuk preschool? Ada beberapa hal yang menjadi tanda kesiapan anak yang dapat menjadi indikator buat orang tua sehingga anak bisa mulai disekolahkan (masuk Preschool). Biasanya para orang tua mulai memasukkan anaknya ke Preschool pada saat mereka berusia 3 tahun. Bahkan ada yang llebih dini. Namun, apakah itu merupakan waktu yang tepat bagi mereka untuk memulai proses belajar di sebuah lembaga pendidikan? Mungkin bagi sebagian anak sudah tepat, tetapi bagi sebagian yang lain mungkin usia 3 tahun masih terlalu dini untuk masuk Preschool. Letak permasalahannya bukanlah pada usia berapa, tetapi lebih pada sejauh mana Anda, orang tuanya, sudah menyiapkan ‘bekal’ untuk mereka agar mereka siap untuk lebih mandiri ketika memasuki gerbang Preschool.
Ada beberapa kemampuan yang sudah harus mereka kuasai sebelum mereka menginjakkan kakinya di Preschool.  

Yang pertama adalah si kecil sudah bisa untuk buang air sendiri, paling tidak buang air kecil. Kemampuan ini sangat penting, karena biasanya di dunia Preschool anak dituntut sudah harus bisa ke belakang sendiri, tanpa dibantu oleh gurunya yang mungkin pada saat itu sedang memegang kelas. Oleh karena itu, Anda sudah harus mulai melatihnya di usia 2 tahun, misalnya, jika Anda ingin agar si kecil masuk Preschool di usia 3 tahun.

Yang kedua, anak Anda sudah bisa untuk bermain sendiri selama beberapa menit tanpa ditemani oleh Anda. Jika anak sudah bisa melakukan hal itu berarti dia bisa untuk me-manage dirinya untuk merasa nyaman saat sedang sendiri. Hal tersebut merupakan tanda kemandirian yang dimiliki oleh si kecil. Pada masa-masa ini, latihlah dia untuk bisa memakai dan membuka sepatu sendiri. Ingat, Anda harus sabar mengajarinya agar selalu terpatri di ingatannya bahwa belajar itu tidak menakutkan.

Yang ketiga adalah si kecil menunjukkan tanda bahwa dia merasa nyaman berada di tengah orang-orang yang tidak ia kenal. Hal itulah yang menjadi kunci untuknya dalam menghadapi ketakutan berpisah dari orang tua atau pengasuhnya. Sering ‘kan Kita melihat anak yang tidak mau lepas dari orang tua atau pengasuhnya saat ia dimasukkan ke Preschool? Hal itu sangat mungkin disebabkan oleh ketidaksiapannya dalam menghadapi lingkungan baru.
Anda bisa melatihnya dengan cara membawa si kecil ke lingkungan-lingkungan yang ramai, seperti taman, arena bermain atau ke acara-acara keluarga atau di lingkungan tempat tinggal. Dengan begitu, anak akan mulai belajar mengenai hubungan sosial yang tidak hanya dengan orang tua, saudara kandung, pengasuh atau keluarga dekatnya. Cara lain yang bisa dilakukan adalah meninggalkan anak selama beberapa jam untuk diasuh atau dijaga oleh orang lain. Mungkin dia akan menangis pada awalnya, tetapi jika orang yang menjaga atau mengasuhnya itu bisa membuat si kecil merasa nyaman, maka dia akan percaya bahwa dirinya bisa mandiri untuk terpisah beberapa saat dari orang tua atau pengasuhnya yang sehari-hari bersamanya. Kuncinya adalah bisa karena terbiasa.

Tanda yang terakhir adalah si kecil mampu memahami dan melaksanakan perintah sederhana yang diberikan kepadanya. Di dalam Preschool, anak diharapkan sudah bisa mengikuti perintah sederhana, seperti menaruh sepatu pada tempatnya, menaruh tas pada locker-nya atau merapikan kembali mainan sesudah dimainkannya. Jika hal seperti itu terasa berat bagi si kecil, maka Anda harus melatihnya. Berikan dia tanggung jawab sederhana terkait kegiatan rutin tiap harinya, seperti merapikan mainan yang berserakan, cuci tangan setiap kali ingin makan atau mengucapkan “tolong” jika ingin minta sesuatu. Jika si kecil sudah bisa mengikuti rutinitas yang diajarkannya sesuai perintah, maka tidak akan sulit lagi baginya untuk mengikuti aturan sederhana yang ada di Preschool.

Persiapkan buah hati Anda dengan ‘bekal’ yang cukup saat ia mulai menapakkan langkahnya ke lingkungan sosial yang lebih luas daripada lingkungan keluarganya. Jangan biarkan ia sendirian menghadapi semuanya, ia akan kaget dan mungkin akan merasa kesulitan dalam menghadapinya. Jangan sampai itu terjadi ya, bekali dan dampingi si kecil. Langkah pertama selalu menjadi langkah yang paling penting, oleh karena itu, jangan sampai kesan buruk yang tertinggal di memori anak saat mulai berhubungan dengan dunia luar.

Sumber : infomasitips.com

No comments:

Post a Comment